BaTique: Barang anTique
Masyarakat lebih
mengenal barang antik sebagai barang kuno atau lawas; peninggalan jaman dahulu.
Pandangan yang tidak salah. Karena memang kesan dari barang antik adalah nyeni
atau nyeleneh, klasik, retro, vintage, unik dan lain sebagainya. Apakah barang
antik pasti barang kuno?
Barang antik (dari bahasa Latin: antiquus "tua") ialah benda menarik yang
sudah berusia tua, seperti mebel, senjata, barang seni, maupun perabotan rumah
tangga. Tidak terdapat definisi umum yang dapat diterima meluas seberapa
antik sebuah barang, tetapi barang yang berusia lebih ratusan tahun lamanya
dapat disebut antik. Di Amerika
Serikat, UU Cukai Smoot-Hawley 1930 mendefinisikan
barang antik sebagai "karya seni (kecuali permadani dan karpet yang
terbuat setelah tahun 1700), koleksi dalam ilustrasi kemajuan seni, karya dari perunggu, pualam, terakota, parian, tembikar,
atau porselin, benda antik artistik
dan objek karakter ornamen maupun nilai pendidikan yang harus diproduksi
sebelum tahun 1830." (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Barang_antik)
Menurut Kamus Besar Bahas
Indonesia: antic /an·tik/ 1 a kuno, tetapi tetap bernilai
sebagai hasil karya seni atau benda budaya (tentang barang-barang): koleksi
barang --; 2 n ki perilaku, sifat,
penampilan, dan sebagainya yang tidak seperti biasanya (tentang orang)” (sumber: https://kbbi.web.id/antik)
Berdasarkan dua sumber tersebut, barang antic dapat
diartikan sebagai barang kuno berusia lama atau barang unik yang membedakan
dari yang lain. Barang kuno jelas dikategorikan antik. Barang baru bisa antik
jika mempunyai keunikan dibandingkan barang lainnya. Singkatnya barang antik
bukan hasil produk masal pabrik.
Barang antik dapat dikategorikan barang hobi
sekaligus investasi. Barang hobi adalah barang yang dimiliki oleh konsumen atau
pelanggan dengan dimensi psikografis tertentu. Penghobi barang antik adalah
kelompok pecinta koleksi yang unik. Pada kasus pasar barang antik, segmentasi
berdasarkan psikografis menjadi kunci untuk memahami perilaku mereka. Apa saja
factor psikografis ini:
- Ketertarikan pada sejarah dan budaya. Konsumen barang antik sering kali memiliki ketertarikan pada sejarah dan budaya. Benda kuno antik adalah jendela ke masa lalu. Barang antik memiliki ikatan rasa terhadap romantisme sejarah dan pernak-pernik kehidupan pada masa lalu.
- Keinginan memiliki sesuatu yang unik berbeda dari yang lain. Konsumen barang antik memiliki kecenderungan untuk membedakan diri dari yang lain dalam hal kepemilikan barang. Barang kuno, langka, unik terutama yang memiliki cerita menarik, adalah barang yang akan membedakan mereka sebagai sosok yang istimewa dibandingkan orang kebanyakan.
- Perasaan prestise, kebanggaan diri. Barang antik menjadi tanda atau simbol prestise. Ketika seseorang memiliki barang antik yang langka, maka mereka membangun identitas sebagai orang berkelas, istimewa, berkelas dibandingkan yang lain.
- Kenikmatan, keseruan, kepuasan dan kebahagiaan dalam mencari dan menemukan. Menemukan barang antik yang langka di suatu tempat, adalah bagian utama dari penghobi barang antik. Sensasi menjelajahi suatu tempat untuk menemukan barang yang langka memberikan kenikmatan tersendiri.
- Semangat untuk merestorasi dan merawat. Sebagian konsumen barang antik lebih bahagia ketika mereka menemukan barang lawas yang tidak utuh. Merestorasi barang antik menjadi seolah terlihat baru adalah salah satu kepuasan. Merawat barang antik apa adanya bahkan memberikan kebahagiaan. Karena mereka dapat merawat dan mewariskan barang antik ke generasi selanjutnya.
- Keputusan investasi. Barang antik memiliki nilai finansial. Siapa sangka furniture dan sepeda kuno jaman Belanda masih memiliki harga tinggi. Semua barang antik yang berusia lawas memiliki pasar tersendiri. Barang antik dapat disimpan untuk menghasilkan nilai finansial pada masa depan.
Penjelasan singkat di atas memberikan gambaran
tentang prospek pasar barang antik. Artinya, barang antik mempunyai kumpulan
konsumen potensial yang memiliki daya beli. Segmentasi psikografis di atas
memaparkan hal tersebut. Segmentasi geografis pun menjelaskan bahwa pasar
barang antik terdapat di seluruh dunia. Konsumen tidak hanya dari dalam negeri,
namun juga dari pasar luar negeri.
Namun demikian, pasar untuk barang antik dapat
dikategorikan ‘pasar ceruk (niche market)’
jika memakai kategori industri pada umumnya. Pasar barang antik mengkhususkan
pada barang tertentu dengan konsumen atau pelanggan tertentu.
Bisnis yang saya bangun adalah bisnis barang antik
bervisi barang antik nan eksotis. Mengapa bernuansa eksotis? Pertama untuk
tujuan marketing gimmick. Kata
eksotis akan mengarahkan persepsi konsumen luar negeri bahwa barang antik yang
ditawarkan adalah sangat unik ,langka, berbeda, dan dapat memberikan stimulus
prestise pada diri seseorang. Kedua, eksotis terkait dengan nuansa mistis
misterius tapi menarik dan memberikan tantangan.
Bisnis barang antik ini saya beri nama BaTique©, singkatan Barang
anTique/anTik. Nama BaTique© jika
diucapkan terdengar mirip batik. Baju batik atau kata batik merupakan strategi
strategi jangkar (anchoring); melekatkan merek pada merek generic yang lebih
terkenal. Dengan demikian, ketika
mendengar kata batik atau seseorang mencari kata batik—dengan keywords batik
atau baju batik, maka saya juga mengarahkan orang untuk masuk ke blog saya. Selain pemilihan merek BaTique©, hal lain yang dilakukan adalah memilih nama alamat. Saya
memilih “eksotikaantique” sebagai
nama domain pada blogspot.com, media blog gratis yang disediakan
Google.blooger. (https://eksotikaantique.blogspot.com/).
Komentar
Posting Komentar